Jumat, 14 September 2012

Makalah Antropologi/Sosiologi



BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang Masalah

Manusia dan kehidupannya selalu menarik untuk kita kaji. Hal itu disebabkan objek kajiannya adalah diri kita sendiri maupun orang-orang disekitar kita. Ilmu yang mengkaji masalah kehidupan manusia salah satunya antropologi/sosiologi.
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama.
Sosiologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat, memfokuskan kajiannya pada peran dan kedudukan individu dalam masyarakat serta hubungan diantara keduanya.
Antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

1.2         Rumusan Masalah

1.    Pengertian Antropologi dan Sosiologi;
2.    Konsep Dasar Antropologi dan Sosiologi;
3.    Objek Kajian Antropologi dan Sosiologi;
4.    Metode Antropologi dan Sosiologi;
5.    Perbedaan dan Persamaan Antropologi dan Sosiologi.

1.3    Tujuan Penulisan

1.    Dapat mengetahui pengertian Antropologi dan Sosiologi;

2.    Dapat mengetahui tentang konsep dasar Antropologi dan Sosiologi;

3.    Dapat mengetahuiobjek kajian Antropologi dan Sosiologi;

4.    Dapat mengetahui perbedaan dan persamaan Antropologi dan Sosiologi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Antropologi/Sosiologi
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang berarti ilmu.Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut:
1.       Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
2.      William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
3.      David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.





Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu “socius” dan “logos”. Socius berarti teman, kawan, dan masyarakat. Logos berarti ilmu pengetahuan atau pikiran. Para ahi mendefenisikan sosiologi sebagai berikut:
1.      Emile Durkheim
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial.
2.      Soerjono Soekanto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum masyarakat.
3.      Paul B.Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

2.2  Konsep Dasar Antropologi dan Sosiologi

2.2.1        Konsep Dasar Antropologi
Seperti telah dikemukakan terdahulu, kehidupan manusia di masyarakat atau manusia dalam konteks sosialnya, meliputi berbagai aspek. Salah satu aspek yang bermakna dalam kehidupan manusia yang juga mencirikan kemajuannya adalah kebudayaan. Kebudayaan, akar katanya dari buddayah, bentuk jamak dari Buddhi yang berarti budi dan akal. Kata buddhayah atau buddhi itu berasal dari bahasa sansekerta. Dengan demikian, kebudayaan itu dapat diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan budi atau akal.
Mengenai  kebudayaan ini,dapat disimak dari beberapa konsep dari beberapa pakar antara lain C.A Ellwood mengungkapkan :
Kebudayaan adalah norma kolektif semua pola prilaku ditransparansikan secara sosial melalui simbol-simbol, dari sini tiap unsur semua kemampuan kelompok umat manusia yang karakteristik, yang tidak hanya meliputi bahasa, peralatan, industri, seni, ilmu, hukum, pemerintahan, moral, dan keyakinan-keyakinan saja, melainkan meliputi  juga peralatan material atau artefak yang merupakan penjelmaam kemampuan budaya yang menghasilkan pemikiran yang berefek praktis dalam bentuk bangunan, senjata, mesin, media komunikasi, perlengkapan seni, dsb. Tidak ada kelompok umat manusia yang  memiliki maupun yang tidak memiliki bahasa, tradisi, kebiasaan, dan kelembagaan. Kebudayaan itu bersifat universal yang merupakan ciri yang berkarakteristik masyarakat manusia.
Konsep yang dikemukakan oleh Ellwood diatas sangat jelas dan gamblang bahwa kebudayaan itu hanya menjadi milik otentik manusia.Dari konsep tadi, tercermin pula konsep-konsep dasar antropologi yang melekat pada kehidupan manusia. Namun demikian, konsep-konsep dasar itu akan diketengahkan kembali secara lebih lengkap. Konsep-konsep dasar itu meliputi :
1.      Kebudayaan
2.      Tradisi
3.      Pengetahuan
4.      Ilmu
5.      Teknologi
6.      Norma
7.      Lembaga
8.      Seni
9.      Bahasa
10.  Lambang

Tradisi adalah kebiasaan-kebiasaan yang terpolakan secara budaya dimasyarakat. Kebiasaan yang dikonsepkan sebagai tradisi ini karena telah berlangsung secara turun-temurun, sukar untuk terlepas dari masyarakat. Namun demikian, karena pengaruh komunikasi dan informasi yang terus-menerus melanda kehidupan masyarakat, tradisi tadi mengalami pergeseran. Paling tidak berubah bila dibandingkan dengan maksud semula dalam konteks budaya masa lampau. Tata upacara tertentu di masyarakat yang semula bernilai ritual kepercayaan, pada saat ini tata upacara itu masih dilakukan, namun nilainya tidak lagi sebagai suatu bentuk ritual, melainkan hanya dalam upaya untuk mempertahankan silaturrahmi, bahkan hanya sebagai hiburan.
Dalam lingkup antropologi dan kebudayaan, pengetahuan, ilmu dan teknologi merupakan konsep dasar yang terkait dengan budaya belajar.Tiga konsep dasartersebut saat ini biasa dijadikan satu sebagai IPTEK. Penyatuan tiga konsep tersebut sangat beralasan, karena ketiganya sangat srat satu sama lain. jika pengetahuan merupakan kumulasi dari pengalaman dan hal-hal yang kita ketahui, sedangkan ilmu merupakan pengetahuan yang telah tersistematisasikan (tersusun) yang berkarakter tertentu sesuai dengan objek tertentu sesuai dangan objek yang dipelajari, ruang lingkup telaahnya, dan metode yang dikembangkan serta diterapkannya. Pengetahuan yang menjadi bidang ilmu, sifatnya masih acak.Adapun penerapan ilmu dalam kehidupan untuk memanfaatkan sember daya bagi kepentingan manusia, itulah yang disebut teknologi. Dengan mengetahui kondisi tiap kelompok masyarakat termasuk tradisi, kebiasaan dan kemampuan IPTEKnya, kita semua akan mampu memahami dan menghargai keadaan masyarakat yang bagaimanapun dan dimanapun.
Konsep lain yang memegang peranan kunci dalam kehidupan masyarakat dan budaya adlah nilai serta norma. Nilai dan norma sangat erat kaitannya , namun demikian memiliki perbedaan yang mendasar. Dalam alam fikiran manusia sebagai anggota masyrakat melekat apa yang di katakana baik dan buruk, sopan dan tidak sopan, tepat dan tidak tepat, salah dan benar dan sebagainya. Hal itu semua merupakan nilai yang mengatur , membatasi, dan menjaga keserasian hidup bermasyarakat orang yang tidak sopan dengan orang tua, orang yang di tuakan dan orang yang lebih tua , di katakana bahwa orang yang bersangkutan tidak tahu nilai. Dalam tindakan, perilaku dan perbuatan, seseorang selalu sesuai dengan tradisi, kebiasaan dan aturan-aturan yang berlaku.Orang tersebut dikatakan mengetahui nilai dan berpegang pada nilai yang berlaku. Sedangkan norma, lebih mengarah pada ukuran dan aturan kehidupan yang berlaku di masyarakat.
Selanjutnya, Koentjaraningrat mencontohkan juga pranata yang berfungsi memenuhi keperluan kekerabatan yaitu perkawinan, tolong-menolong, sopan santun, pergaulan antar kerabat dan sebangsanya. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan matapencaharian , yaitu pertanian, peternakan, industry, perdagangan dsb.
Bahasa sebagai suatu konsep dasar, memiliki pengertian konotatif yang luas.Bahsa sebagai suatu konsep, bukan hanya merupakan suatu rangkaian kalimat tertulis atupun lisan, melainkan pengertiannya itu lebih jauh dari pada hanya sekedar rangkaian kalimat.Bahasa sebagai suatu konsep, meliputi pengertian sebagai bahasa anak, remaja, bahasa orang dewasa, bahasa bisnis dsb. Namun demikian, makna dan nialai bahasa sebagai suatu konsep terletak pada kedudukannya sebagai alat mengungkapkan perasaan, fikiran dan komunikasi dengan pihak atau orang lain. Bahasa merupakn alat untuk saling mengerti bagi berbagai pihak sehingga mampu mengembangkan hidup dan kehidupan ketingkat atu taraf yang lebih sejahtera.Tidak justru menjadi alat untuk menyengsarakan masyarakat.
Konsep dasar antropologi juga membicarakan lambang sebagai konsep dasar.Sesungguhnya, bahasa itu juga merupakan lambang bagi kita manusia, di mana ungkapan bahasa mencirikan bangsa, Pada ungkapan itu tercermin bahwa bahasa menjadi lambang bagi suatu bangsa.Hal tersebut dapat di tafsirkan bahwa bangsa yang bahasa dan tutur katanya baik, mencerminkan bahwa bngsa tersebut juga termasuk bangsa yang baik.Lambang-lambang selanjutnya seperti, bendera bagi suatu bangsa, tanda pangkat dan tanda jabatan bagi suatu angkatan, monument bagi suatu kelompok masyarakat atau bangsa.Semua itu mempunyai makna masing-masing.Contoh mengenai tanda pangkat dan jabatan, nilainya itu tidak terletak pada tanda tersebut, melainkan melambangkan kepemimpinan, kewibawaan, kehormatan atau penghargaan.Demikianlah makna lambang dalam kehidupan berbudaya dan bermasyarakat.

2.2.2        Konsep Dasar Sosiologi
Ada beberapa konsep yang diuraikan dalam sosiologi yaitu masyarakat, individu, hubungan dan fakta sosial. Untuk itu, akan dijelaskan konsep-konsep tersebut satu persatu menurut Peter L. Berger, yaitu:
1.       Masyarakat
Defenisi masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Oleh karena itu, Berger mendefenisikan juga masyarakat sebagai “yang menunjukkan pada suatu sistem interaksi, atau tindakan yang terjadi paling kurang antara dua orang yang saling mempengaruhi perilakunya”
2.      Individu
Individu menunjuk pada subjek yang melakukan sesuatu, memiliki pikiran, kehendak, memiliki kebebasan, memberim arti pada sesuatu, mampu menilai tindakan dna hasil tindakannya. Intinya, individu merupakan subjek yang bertindak (actor).
3.      Hubungan Individu dan Masyarakat
Pengertian hubungan disini berarti bahwa kedua kenyataan, yaitu subjektif dan objektif saling menentukan, yang satu tidakm ada tanpa yang lain.
4.      Fakta Sosial
Fakta sosial bias juga disebut fenomena sosial atau realitas sosial yang merupakan suatu kekuatan yang menekan individu dari luar, memaksanya untuk berbuat sesuai dengan fakta social.



2.3  Objek Kajian Antropologi dan Sosiologi

a.       Objek study sosiologi adalah masyarakat, dengan focus hubungan antar manusia dan proses sebab akibat yang timbul dari hubungan antar manusia tersebut.
b.      Objek studi antropologi meliputi pengkajian tentang antropologi budaya yang mempelajari sejarah kebudayaan manusia dimasa purbakala, perkembangan bahasa, serta perilaku dan kebudayan berbagai masyarakat di dunia, dan antropologi ragawi atau fisik yang mempelajari evolusi, ras, serta perkembangan perilaku makhluk primata yang mencakup manusia.

2.4  Perbedaan dan Persamaan Antropologi Dengan Sosiologi

2.4.1             Perbedaan antara Antropologi Dan Sosiologi
Perbedaan antara antropologi dan sosiologi dapat ditinjau dari 3 sudut pandangan, yaitu:
a)      Kedua ilmu tersebut mempunyai asal mula dan sejarah perkembangan yang berbeda.
Ilmu antropologi dimulai sebagai himpunan bahan keterangan tentang masyarakat dan kebudayaan penduduk pribumi di daerah luar Eropa untuk menjadi suatu ilmu khusus karena kebutuhan masyarakat Eropo untuk mendapat pengertian tentang tingkatan-tingkatan permulaan dalam sejarah dan perkembangan masyarakat dan kebudayaannya sendiri. Sebaliknya, sosiologi dimulai sebagai suatu filsafat yang  menjadi suatu ilmu filsafat yang menjadi ilmu khusus karena krisis masyarakat Eropa menyebabkan orang eropa memerlukan suatu ilmu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai azas-azas masyarakat dan kebudayaannya sendiri.
b)      Asal mula sejarah yang berbeda menyebabkan adanya suatu perbedaan pengkhususan kepada pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmu tersebut.
Sejarah perkembangan ilmu antropologi telah menyebabkan bahwa ilmu ini sejak awal hingga sekarang terutama kepada pokok kajian dalam berbagai masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa yang hidup diluar kebudayaan bangsa Eropa dan AS.Sebaliknya sosiologi sejak awal telah menyebabkan ilmu ini hingga kini ditujukan kepada objek penelitian dalam masyarakat dan kebudayaan serta bangsa-bangsa yang hidup dalam lingkungan kebudayaan Ero-As, walaupun sekarang telah ada orientasi yang juga memfokus objeknya pada masyarakat pribumi diluar bangsa eropa-AS. Dan untuk masa sekarang perbedaan tersebut telah memudar mengingat adanya kecenderungan analisis dan penelitian terbalik, yaitu yang semula sosiologi terkesan seolah penelitian kota, mengarah kepada pedesaan sehingga muncul disiplin ilmu sosiologi pedesaan. Dan antropologi yang semula lebih kepada daerah pedesaan sekarang telah merambah ke masyarakat perkotaan.

c)      Metode ilmiah dari antropologi social dan sosiologi.
Antropologi memiliki pengalaman yang lama dalam penelitian kebudayaan suku-suku bangsa. Pengalaman meneliti masyarakat dalam skala kecil  ini telah memberikan kesempatan kepada para ahli antropologi untukmengembangkan berbagai metode penelitian yang bersifat mendalam, seperti misalnya metode wawancara. Dengan demikian kerangka analisisnya menggunakan pola kualitatif. Sebaliknya, ilmu sosiologi lebih memusatkan perhatiannya pada unsure-unsur dan gejala khusus dalam masyarakat dengan menganalisis kelompok-kelompok social yang bersifat khusus saja, hubungan antara kelompok-kelompok atau individu atau proses yang terdapat dalam kehidupan suatu masyarakat. Jadi sosiologi banyak menggunakan metode penelitian yang bersifat penelitian meluas, seperti menggunakan metode angket dengan kerangka analisis kualitatif.

2.4.2        Persamaan antara Antropologi dan Sosiologi
a.       Baik Antropologi dan Sosiologi adalah dua ilmu yang masing-masing dapat diterapkan pada masa lalu ataupun masa kini.
b.      Bertujuan untuk mencapai pengertian tentang azas-azas hidup masyarakat dan manusia pada umumnya.









BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Antropologi dan Sosiologi adalah objek ilmu manusia. Antropologi mempelajari budaya dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, ciri fisiknya, adat istiadat dan kebudayaan. Sedangkan sosiologi lebih menitik beratkan pada manusia dan hubungannya. Walaupun demikian, antropologi dan sosiologi memiliki persamaan yang sangat signifikan, yaitu bertujuan untuk mencapai pengertian tentang azas-azas hidup masyarakat dan hidup manusia pada umumnya.



B.   SARAN
Antropologi dan Sosiologi sangat besar peranannya dalam perkembangan kehidupan manusia sehingga diharapkan kepada kita semua untuk selalu mengembangkan wawasan dan memperdalam pemahaman tentang kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan antropologi/sosiologi.













DAFTAR PUSTAKA

Ihromi,T.Q. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan obor Indonesia Universitas Indonesia
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.
William A.Haviland.1985.Antropologi. Jakarta : Erlangga
www.google.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar