Jumat, 14 September 2012

Makalah Sejarah (Babakan Waktu Sejarah)




BABAKAN WAKTU SEJARAH
PENDAHULUAN
 Latar  Belakang
Waktu merupakan salah satu konsep dasar sejarah selain ruang dan kegiatan manusia, perubahan dan kesinambungan. Ini merupakan unsur penting dari sejarah yaitu masa lalu Sejarah merupakan proses perjalanan waktu yang sangat luas dan panjang.Sejarawan ingin membuat waktu yang terus menerus bergerak menjadi tanpa berhenti itu dapat dipahami dengan membagi-baginya dalam unit-unit waktu. Suatu momentum yang dapat memberikan petunjuk adanya karakteristik dari suatu kurun waktu yang satu berbeda dari kurun waktu lainnya. Inilah yang dinamakan periodisasi/pembabakan waktu. Jadi sejarah adalah suatu peristiwa dalam suatu rentang waktu yang berlangsung terus menerus yang melibatkan perubahan dalam kehidupan manusia. Periodisasi/pembabakan waktu adalah salah satu produk penulisan sejarah dalam rangka memahami rangkaian peristiwa tersebut yang didasarkan pada momentum perubahan sebagai tanda pemisahan waktu.
Pengertian Babakan Waktu

Pembabakan waktu atau periodisasi adalah salah satu proses strukturisasi waktu dalam sejarah dengan  pembagian atas beberapa babk, zaman atau periode. Peristiwa-peristiwa nasa lampau yang begitu banyak dibagi-bagi dan dikelompokkan menurut sifat, unit, atau bentuk sehingga membentuk satu kesatuan waktu tertentu. Pembagian babakan waktu merupakan inti cerita sejarah. Pembabakan atau periodisasi waktu adalah pembagian ats dasar pengelompokkan, babakan zaman dan waktu tertentu didalam cerita sejarah. Jadi babakan waktu dibagi atas beberapa babak, zaman atau beberapa periode.
Tujuan Pembabakan Waktu Sejarah

a. Memudahkan Pengertian
Gambaran peristiwa- peristiwa masa lampau yang sedemikian banyak itu dikelompok-kelompokkan. Disederhanakan dan diikhtisarkan menjadi satu tatanan (Orde). Sehingga memudahkan pengertian.

b. Melakukan Penyederhanaan
Gerak pikiran dalam usaha untuk mengerti ialah melakukan penyederhanaan. Begitu banyaknya peristiwa-peristiwa sejarah yang beraneka ragam dan bersimpang siur itu sukar atau ruwet disusunnya menjadi sederhana, sehingga pikiran mendapatkan ikhtisar yang mudah diartikan.



c. Mengetahui Peristiwa Sejarah secara Kronologis
Menguraikan peristiwa sejarah secara kronologis akan memudahkan pemecahan dari masalah. Interpretasi serata analisis sejarah dan masalah pengukuran waktu. Ahli kronologi menerangkan berbagai tarikh, atau sistem penanggalan yang telah dipakai diberbagai tempat dan pada berbagai waktu serta memungkinkan kita untuk menterjemahkan penanggalan dari satu tarikh ke tarikh yang lain.
d. Untuk Memenuhi Persyaratan Sistematika Ilmu Pengetahuan.
Semua peristiwa-peristiwa masa lampau itu setelah dikelompokkan antara motivasi dan pengaruh peristiwa itu kemudian dikaitkan  lalu disusun secara teratur atau sistematis.

 e.    Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah
Klasifikasi dalam ilmu sejarah meletakkan dasar babakan waktu. Masa lalu  yang tidak terbatas peristiwa dan waktunya dipastikan isi bentuk dan waktunya menjadi bagian-bagian babakan waktu.
Klasikasi-klasifikasi diatas atas dasar keanekaragaman peristiwa. Babakan waktu merupakan cerminan pandangan hidup penyusun. Kepribadian penyusun tampak didalamnya. Dangkal, dalam, luas atau sempit pengetahuan penyusun tampak dari babakan waktu yang dibuatnya.
Dengan babakan waktu akan jelaslah kerangka cerita yang merupakan penjelmaan pandangan hidup dasar filsafat serata tafsiran sejarawan. Sebab tanpa penjelasan dan tafsiran, fakta-fakta masa lalu akn menjadi kronik,anal atau catatan-catatan peristiwa.
Kriteria Babakan Waktu
Ada beberapa faktor yang dijadikan kriteria dalam menyusun konsep babakan atau periodisasi sejarah, antara lain :
a.       Faktor geografis, menunjukkan lokasinya.
1.      Kerajaan Kutai ( abad ke-V )
Ditemukan di Lembah sungai Mahakam
Sumber : 7 buah Yupa ( huruf pallawa dan bahasa sansekerta )
2.      Kerajaan Tarumanegara ( abad ke-V)
Ditemukan di Lembah Sungai Citarum (Jabar)
Sumber : Berita Cina ( Fa – Shien ) dan 7 buah Prasasti
3.      Kerajaan Sriwijaya ( abad ke-VII )
Ditemukan di Sungai Musi ( Palembang )
Sumber : Berita Cina ( IT-Sing ) dan 7 buah Prasasti
4.      Kerajaan Mataram Lama
Sumber : Prasasti Canggal
b.      Faktor Geologi, pembagian lapisan kulit bumi
1.      Arzheicum
Zaman belum ada kehidupan
2.      Paleozoicum (tertua)
Zaman hidup primer (makhluk hidup seperti Amuba)



3.      Mesozoicum (zaman hidup tengah)
4.      Neozoicum (zaman hidup baru)
Terbagi atas :
-          Zaman tertier contohnya mamalia
-          Zaman quarter terbagi menjadi 2 yaitu
·         Dillivium (plesyosen) contoh : Manusia purba
·         Alluvium (holosen) contoh : Homo sapiens (manusia cerdas)
c.       Faktor Alat, alat manusia purba
Zaman Alat terbagi atas 2 yaitu :
1.       Zaman Batu
Zaman batu dibagi atas zaman :
a.       Paleoliticum (batu tua)
Ciri-ciri :
*hidup nomaden (berpindah-pindah)
*food gathering (kehidupan dari alam)
*alat kasar
      Cth :    - kapak genggam
b.      Mesolitikum (batu tengah)
Ciri-ciri :
*hidup zaman peralihan
*hidup mulai menetap di goa
*alat mulai diasah
      Cth : kapak sumatra
c.       Neolitikum (batu muda)
Ciri-ciri :
*hidup menetap
*membuat makanan sendiri
*mulai dikenal gotong royong
*alat halus
      Cth : kapak lonjong
d.      Megalitikum ( batu besar )
Ciri-ciri :
*ada kepercayaan
*ada gotong royong yang baik
*alatnya terdiri dari batu besar
2. Zaman Logam
Zaman logam terdiri dari
a.       Besi
b.      Tembaga
c.       Perunggu




d. Babakan waktu atas dasar dinasti,keluarga raja atau wamca
1.  Dinasti Chou
                 Hasil : pemerintah feodal
2.      Dinasti Chin
Hasil : pembangunan tembok besar cina
3.      Dinasti Han
Hasil : jalur perdagangan sutera
4.      Dinasti Sui
Hasil : pembuatan saluran irigasi
e. pembagian atas dasar agama
1. Zaman sebelum masehi
2. Zaman sesudah masehi
3. Zaman dinamisme animisme
4. Zaman hindu
5. Zaman Islam
f. Babakan waktu yang melukiskan perjuangan manusia
1. Pra-Sejarah
            Ialah masa yang belum mengenal tulisan/huruf
2. Kebudayaan kuno
3. Bangsa-bangsa steppe
4. Eropa kuno
5. Zaman romawi kuno
6. Ruangan hidup agama budha
7. Zaman almasih
8. Agama nasrani di Timur Tengah
9. Kerajaan Allah
10. Agama Islam
11. Kerajaan Manusia
12. Zaman mesin berkuasa
13. Zaman massa berkuasa
g. Babakan waktu atas dasar ekonomi
Melukiskan kehidupan sebagai homo ekonomicus
1.      Zaman ekonomi keluarga
2.      Zaman ekonomi kota
3.      Zaman ekonomi negara
Ada juga yang melukiskan pembagian kerja dan perkembangannya
1.      Zaman berburu dan menangkap ikan
2.      Zaman peternakan
3.      Zaman pertanian
4.      Zaman industri dan seterusnya
h. Pembabakan waktu atas dasar evolusionisme
Melukiskan gerak maju manusia kesempurnaan hidup. Dibawah ini, pembagian Aguste Comte (1789-1857) seorang ahli sejarah dan ilmu sosial serta penganut aliran positivisme.
1.      A military-theologycal stage. Tingkat manusia menggantungkan nasib kepada militer (ksatria) dan pada keagamaan.
2.      A critical-metaphysical stage. Tingkat manusia berpikir secara kritis, tapi tidak mementingkan kenyataan sekitarnya.
3.      A sciencetific-industrial stage.Tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dan industri.

i.        Faktor produksi sebagai dasar babakan waktu.
Karl Marx yang terkenal dengan historis materialismenya mengemukakan babakan waktu atas produksi atau kebendaan (materi). Gerak sejarah didorong oleh faktor materi yang menimbulkan pertentangan dua kelas.Dengan menerapkan teori dialektika Hegel; these dan antithese akan menimbulkan sinthese, sinthese menjadi these ada antithese lagi, akan menimbulkan sinthese lagi dan seterusnya sampai terjadilah apa yang dinamakan Marx masyarakat tanpa kelas.
Berikut adalah pembagian Marx:
1.      Masa Perbudakan
Yaitu masa pertengahan antara budak-budak dengan tuan-tuan.
2.      Masa Feodal
Masa pertengahan antara kaum bangsawan dan tuan tanah (Landhord) melawan kaum tani dan pedagang.
3.      Masa borjuis modern atau masa kapitalisme modern. Masa pertengahan antara golongan majikan melawan buruh (baik buruh pabrik atau petani kecil) atau pertentangan antara golongan kapitalis melawan kaum proletar.
4.      Masa masyarakat tanpa jelas.
Masa pada waktu adanya keruntuhan kapitalisme, pada saat itu golongan proletar dapat merebut kekuasaan dan semua kelas dilengkapkan. Baik pembagian Comte dan Marx menunjukkan pengaruh teori evolusionisme Darwin, hanya saja Marx mengutarakan gerak sejarah yang lebih ekstrim. Golongan tertindas atau proletar dapat mempercepat adanya revolusi (perubahan cepat) untuk melenyapkan golongan Kapitalis sehingga terciptalah masyarakat tanpa guru.
                                                                                  



Babakan Waktu Sejarah Indonesia
       Masyarakat Indonesia beranggapan bahwa sejarah itu erat sekali hubungannya dengan pendidikan dan karena itu diperlukan adanya interpretasi tertentu. Faktor-faktor selain pendidikan, politik negara, dan pandangan hidup, bangsa Indonesia harus mendapatkan perhatian yang wajar, disamping fakta-fakta sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya merupakan dasar hakiki. Dengan sendirinya sejarah Indonesia menyangkut kehidupan bangsa sebagai keseluruhan dan kesatuan wilayah yang seutuhnya, maka adalah wajar kalau sekiranya menetapkan Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar interpretasi sejarah Indonesia.
Berikut ini dipaparkan beberapa contoh Babakan waktu Sejarah Indonesia, diantaranya:
1.      “Geshiedenis van de Nederlandsch Oost-Indische Bezettingen 1972”, karangan J.J. Meinninsma (terjemahan Moh. Ahli)
a.       Nederlandsch-Indie sebagai milik VOC
1.      Penegakan pemerintahan Belanda di Hindia Timur (1605-1678)
2.      Perluasan kekuasaan Nederland di Hindia Timur (1678-1757)
3.      Keruntuhan kekuasaan Nederland di Hindia Timur (1757-1800)
b.      Nederlandsch-Indie sebagai milik Negara Nederland
1.      Jatuhnya pemerintah Belanda dan masa peralihan (1800-1806)
2.      Penulisan pemerintahan Belanda (1816-1836)
3.      Perluasan kekuasaan Nederland di Kepulauan Hindia (1832-1872)
2.      “Geshiedenis van Indonesia” karangan H.j. De Graaf 1949 (terjemahan).
Orang Indonesia dan Asia Tenggara (sampai 1650)
a.       Zaman Hindu
b.      Zaman Penyiaran Islam dan berdirinya Kerajaan Islam
c.       Bangsa barat di Indonesia (1511-1800) yaitu sejarah VOC.
d.      Orang Indonesia di zaman VOC (1600-1800)
e.       VOC di luar Indonesia
f.       Orang Indonesia dalam lingkungan Hindia-Belanda (sesudah 1800) diakhiri dengan pemerintahan Ratu Wilhelmina.
3.      H.J. de Graaf, dikarang pada tahun 1949 sesudah Indonesia mencapai kemerdekaannya, berisikan peranan bangsa Belanda, peranan bangsa Indonesia ditampilkan, walaupun pengaruh Belanda masih ada. Ia adalah orang Belanda yang pertama menyebut bangsa kita Indonesia.
4.      Tan Malaka dalam bukunya “Massa Actie” 1926 cetakan ke II tahun 1947. Babakan waktunya meliputi :
a.       Bangsa Indonesia asli, melarikan diri dari Indo-China ke Indonesia
b.      Zaman penjajahan raja-raja Hindu dan setengah Hindu
c.       Zaman penjajahan raja-raja Islam
d.      Zaman Belanda : Imperialisme kuno dan Imperialisme modern
e.       Zaman perebutan kekuasaan antara kelas Jembel dengan kaum imperialisme.




5.      Babakan waktu berdasarkan kebangsaan dikemukakan oleh Sejarawan nasional antara lain oleh Prof.Moh. Yamin, R. Moh. Ali dan lain-lain, terutama sejarawan-sejarawan nasional proklamasi kemerdekaan (1945). Babakan waktu sejarah Indonesia mulai mendapat perwujudan sebagai berikut :
a.       Zaman Prasejarah samapi permulaan tarikh Masehi
b.      Zaman proto historis atau permulaan, atau media-kala atau tarikh masehi sampai abad ke-7
c.       Zaman Sriwijaya-Syailendra dari abad ke-7 hingga abad ke-12
d.      Zaman Singosari-Majapahit dari abad ke-13 sampai abad ke-14
e.       Zaman penyusunan kemerdekaan Indonesia sejak abad ke-16 hingga abad ke-19
f.       Abad proklamasi kemerdekaan sejak permulaan abad ke-20 sampai ke pertengahan abad itu.









Makalah Antropologi/Sosiologi



BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang Masalah

Manusia dan kehidupannya selalu menarik untuk kita kaji. Hal itu disebabkan objek kajiannya adalah diri kita sendiri maupun orang-orang disekitar kita. Ilmu yang mengkaji masalah kehidupan manusia salah satunya antropologi/sosiologi.
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama.
Sosiologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat, memfokuskan kajiannya pada peran dan kedudukan individu dalam masyarakat serta hubungan diantara keduanya.
Antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

1.2         Rumusan Masalah

1.    Pengertian Antropologi dan Sosiologi;
2.    Konsep Dasar Antropologi dan Sosiologi;
3.    Objek Kajian Antropologi dan Sosiologi;
4.    Metode Antropologi dan Sosiologi;
5.    Perbedaan dan Persamaan Antropologi dan Sosiologi.

1.3    Tujuan Penulisan

1.    Dapat mengetahui pengertian Antropologi dan Sosiologi;

2.    Dapat mengetahui tentang konsep dasar Antropologi dan Sosiologi;

3.    Dapat mengetahuiobjek kajian Antropologi dan Sosiologi;

4.    Dapat mengetahui perbedaan dan persamaan Antropologi dan Sosiologi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Antropologi/Sosiologi
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang berarti ilmu.Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut:
1.       Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
2.      William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
3.      David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.





Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu “socius” dan “logos”. Socius berarti teman, kawan, dan masyarakat. Logos berarti ilmu pengetahuan atau pikiran. Para ahi mendefenisikan sosiologi sebagai berikut:
1.      Emile Durkheim
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial.
2.      Soerjono Soekanto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum masyarakat.
3.      Paul B.Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

2.2  Konsep Dasar Antropologi dan Sosiologi

2.2.1        Konsep Dasar Antropologi
Seperti telah dikemukakan terdahulu, kehidupan manusia di masyarakat atau manusia dalam konteks sosialnya, meliputi berbagai aspek. Salah satu aspek yang bermakna dalam kehidupan manusia yang juga mencirikan kemajuannya adalah kebudayaan. Kebudayaan, akar katanya dari buddayah, bentuk jamak dari Buddhi yang berarti budi dan akal. Kata buddhayah atau buddhi itu berasal dari bahasa sansekerta. Dengan demikian, kebudayaan itu dapat diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan budi atau akal.
Mengenai  kebudayaan ini,dapat disimak dari beberapa konsep dari beberapa pakar antara lain C.A Ellwood mengungkapkan :
Kebudayaan adalah norma kolektif semua pola prilaku ditransparansikan secara sosial melalui simbol-simbol, dari sini tiap unsur semua kemampuan kelompok umat manusia yang karakteristik, yang tidak hanya meliputi bahasa, peralatan, industri, seni, ilmu, hukum, pemerintahan, moral, dan keyakinan-keyakinan saja, melainkan meliputi  juga peralatan material atau artefak yang merupakan penjelmaam kemampuan budaya yang menghasilkan pemikiran yang berefek praktis dalam bentuk bangunan, senjata, mesin, media komunikasi, perlengkapan seni, dsb. Tidak ada kelompok umat manusia yang  memiliki maupun yang tidak memiliki bahasa, tradisi, kebiasaan, dan kelembagaan. Kebudayaan itu bersifat universal yang merupakan ciri yang berkarakteristik masyarakat manusia.
Konsep yang dikemukakan oleh Ellwood diatas sangat jelas dan gamblang bahwa kebudayaan itu hanya menjadi milik otentik manusia.Dari konsep tadi, tercermin pula konsep-konsep dasar antropologi yang melekat pada kehidupan manusia. Namun demikian, konsep-konsep dasar itu akan diketengahkan kembali secara lebih lengkap. Konsep-konsep dasar itu meliputi :
1.      Kebudayaan
2.      Tradisi
3.      Pengetahuan
4.      Ilmu
5.      Teknologi
6.      Norma
7.      Lembaga
8.      Seni
9.      Bahasa
10.  Lambang

Tradisi adalah kebiasaan-kebiasaan yang terpolakan secara budaya dimasyarakat. Kebiasaan yang dikonsepkan sebagai tradisi ini karena telah berlangsung secara turun-temurun, sukar untuk terlepas dari masyarakat. Namun demikian, karena pengaruh komunikasi dan informasi yang terus-menerus melanda kehidupan masyarakat, tradisi tadi mengalami pergeseran. Paling tidak berubah bila dibandingkan dengan maksud semula dalam konteks budaya masa lampau. Tata upacara tertentu di masyarakat yang semula bernilai ritual kepercayaan, pada saat ini tata upacara itu masih dilakukan, namun nilainya tidak lagi sebagai suatu bentuk ritual, melainkan hanya dalam upaya untuk mempertahankan silaturrahmi, bahkan hanya sebagai hiburan.
Dalam lingkup antropologi dan kebudayaan, pengetahuan, ilmu dan teknologi merupakan konsep dasar yang terkait dengan budaya belajar.Tiga konsep dasartersebut saat ini biasa dijadikan satu sebagai IPTEK. Penyatuan tiga konsep tersebut sangat beralasan, karena ketiganya sangat srat satu sama lain. jika pengetahuan merupakan kumulasi dari pengalaman dan hal-hal yang kita ketahui, sedangkan ilmu merupakan pengetahuan yang telah tersistematisasikan (tersusun) yang berkarakter tertentu sesuai dengan objek tertentu sesuai dangan objek yang dipelajari, ruang lingkup telaahnya, dan metode yang dikembangkan serta diterapkannya. Pengetahuan yang menjadi bidang ilmu, sifatnya masih acak.Adapun penerapan ilmu dalam kehidupan untuk memanfaatkan sember daya bagi kepentingan manusia, itulah yang disebut teknologi. Dengan mengetahui kondisi tiap kelompok masyarakat termasuk tradisi, kebiasaan dan kemampuan IPTEKnya, kita semua akan mampu memahami dan menghargai keadaan masyarakat yang bagaimanapun dan dimanapun.
Konsep lain yang memegang peranan kunci dalam kehidupan masyarakat dan budaya adlah nilai serta norma. Nilai dan norma sangat erat kaitannya , namun demikian memiliki perbedaan yang mendasar. Dalam alam fikiran manusia sebagai anggota masyrakat melekat apa yang di katakana baik dan buruk, sopan dan tidak sopan, tepat dan tidak tepat, salah dan benar dan sebagainya. Hal itu semua merupakan nilai yang mengatur , membatasi, dan menjaga keserasian hidup bermasyarakat orang yang tidak sopan dengan orang tua, orang yang di tuakan dan orang yang lebih tua , di katakana bahwa orang yang bersangkutan tidak tahu nilai. Dalam tindakan, perilaku dan perbuatan, seseorang selalu sesuai dengan tradisi, kebiasaan dan aturan-aturan yang berlaku.Orang tersebut dikatakan mengetahui nilai dan berpegang pada nilai yang berlaku. Sedangkan norma, lebih mengarah pada ukuran dan aturan kehidupan yang berlaku di masyarakat.
Selanjutnya, Koentjaraningrat mencontohkan juga pranata yang berfungsi memenuhi keperluan kekerabatan yaitu perkawinan, tolong-menolong, sopan santun, pergaulan antar kerabat dan sebangsanya. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan matapencaharian , yaitu pertanian, peternakan, industry, perdagangan dsb.
Bahasa sebagai suatu konsep dasar, memiliki pengertian konotatif yang luas.Bahsa sebagai suatu konsep, bukan hanya merupakan suatu rangkaian kalimat tertulis atupun lisan, melainkan pengertiannya itu lebih jauh dari pada hanya sekedar rangkaian kalimat.Bahasa sebagai suatu konsep, meliputi pengertian sebagai bahasa anak, remaja, bahasa orang dewasa, bahasa bisnis dsb. Namun demikian, makna dan nialai bahasa sebagai suatu konsep terletak pada kedudukannya sebagai alat mengungkapkan perasaan, fikiran dan komunikasi dengan pihak atau orang lain. Bahasa merupakn alat untuk saling mengerti bagi berbagai pihak sehingga mampu mengembangkan hidup dan kehidupan ketingkat atu taraf yang lebih sejahtera.Tidak justru menjadi alat untuk menyengsarakan masyarakat.
Konsep dasar antropologi juga membicarakan lambang sebagai konsep dasar.Sesungguhnya, bahasa itu juga merupakan lambang bagi kita manusia, di mana ungkapan bahasa mencirikan bangsa, Pada ungkapan itu tercermin bahwa bahasa menjadi lambang bagi suatu bangsa.Hal tersebut dapat di tafsirkan bahwa bangsa yang bahasa dan tutur katanya baik, mencerminkan bahwa bngsa tersebut juga termasuk bangsa yang baik.Lambang-lambang selanjutnya seperti, bendera bagi suatu bangsa, tanda pangkat dan tanda jabatan bagi suatu angkatan, monument bagi suatu kelompok masyarakat atau bangsa.Semua itu mempunyai makna masing-masing.Contoh mengenai tanda pangkat dan jabatan, nilainya itu tidak terletak pada tanda tersebut, melainkan melambangkan kepemimpinan, kewibawaan, kehormatan atau penghargaan.Demikianlah makna lambang dalam kehidupan berbudaya dan bermasyarakat.

2.2.2        Konsep Dasar Sosiologi
Ada beberapa konsep yang diuraikan dalam sosiologi yaitu masyarakat, individu, hubungan dan fakta sosial. Untuk itu, akan dijelaskan konsep-konsep tersebut satu persatu menurut Peter L. Berger, yaitu:
1.       Masyarakat
Defenisi masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Oleh karena itu, Berger mendefenisikan juga masyarakat sebagai “yang menunjukkan pada suatu sistem interaksi, atau tindakan yang terjadi paling kurang antara dua orang yang saling mempengaruhi perilakunya”
2.      Individu
Individu menunjuk pada subjek yang melakukan sesuatu, memiliki pikiran, kehendak, memiliki kebebasan, memberim arti pada sesuatu, mampu menilai tindakan dna hasil tindakannya. Intinya, individu merupakan subjek yang bertindak (actor).
3.      Hubungan Individu dan Masyarakat
Pengertian hubungan disini berarti bahwa kedua kenyataan, yaitu subjektif dan objektif saling menentukan, yang satu tidakm ada tanpa yang lain.
4.      Fakta Sosial
Fakta sosial bias juga disebut fenomena sosial atau realitas sosial yang merupakan suatu kekuatan yang menekan individu dari luar, memaksanya untuk berbuat sesuai dengan fakta social.



2.3  Objek Kajian Antropologi dan Sosiologi

a.       Objek study sosiologi adalah masyarakat, dengan focus hubungan antar manusia dan proses sebab akibat yang timbul dari hubungan antar manusia tersebut.
b.      Objek studi antropologi meliputi pengkajian tentang antropologi budaya yang mempelajari sejarah kebudayaan manusia dimasa purbakala, perkembangan bahasa, serta perilaku dan kebudayan berbagai masyarakat di dunia, dan antropologi ragawi atau fisik yang mempelajari evolusi, ras, serta perkembangan perilaku makhluk primata yang mencakup manusia.

2.4  Perbedaan dan Persamaan Antropologi Dengan Sosiologi

2.4.1             Perbedaan antara Antropologi Dan Sosiologi
Perbedaan antara antropologi dan sosiologi dapat ditinjau dari 3 sudut pandangan, yaitu:
a)      Kedua ilmu tersebut mempunyai asal mula dan sejarah perkembangan yang berbeda.
Ilmu antropologi dimulai sebagai himpunan bahan keterangan tentang masyarakat dan kebudayaan penduduk pribumi di daerah luar Eropa untuk menjadi suatu ilmu khusus karena kebutuhan masyarakat Eropo untuk mendapat pengertian tentang tingkatan-tingkatan permulaan dalam sejarah dan perkembangan masyarakat dan kebudayaannya sendiri. Sebaliknya, sosiologi dimulai sebagai suatu filsafat yang  menjadi suatu ilmu filsafat yang menjadi ilmu khusus karena krisis masyarakat Eropa menyebabkan orang eropa memerlukan suatu ilmu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai azas-azas masyarakat dan kebudayaannya sendiri.
b)      Asal mula sejarah yang berbeda menyebabkan adanya suatu perbedaan pengkhususan kepada pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmu tersebut.
Sejarah perkembangan ilmu antropologi telah menyebabkan bahwa ilmu ini sejak awal hingga sekarang terutama kepada pokok kajian dalam berbagai masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa yang hidup diluar kebudayaan bangsa Eropa dan AS.Sebaliknya sosiologi sejak awal telah menyebabkan ilmu ini hingga kini ditujukan kepada objek penelitian dalam masyarakat dan kebudayaan serta bangsa-bangsa yang hidup dalam lingkungan kebudayaan Ero-As, walaupun sekarang telah ada orientasi yang juga memfokus objeknya pada masyarakat pribumi diluar bangsa eropa-AS. Dan untuk masa sekarang perbedaan tersebut telah memudar mengingat adanya kecenderungan analisis dan penelitian terbalik, yaitu yang semula sosiologi terkesan seolah penelitian kota, mengarah kepada pedesaan sehingga muncul disiplin ilmu sosiologi pedesaan. Dan antropologi yang semula lebih kepada daerah pedesaan sekarang telah merambah ke masyarakat perkotaan.

c)      Metode ilmiah dari antropologi social dan sosiologi.
Antropologi memiliki pengalaman yang lama dalam penelitian kebudayaan suku-suku bangsa. Pengalaman meneliti masyarakat dalam skala kecil  ini telah memberikan kesempatan kepada para ahli antropologi untukmengembangkan berbagai metode penelitian yang bersifat mendalam, seperti misalnya metode wawancara. Dengan demikian kerangka analisisnya menggunakan pola kualitatif. Sebaliknya, ilmu sosiologi lebih memusatkan perhatiannya pada unsure-unsur dan gejala khusus dalam masyarakat dengan menganalisis kelompok-kelompok social yang bersifat khusus saja, hubungan antara kelompok-kelompok atau individu atau proses yang terdapat dalam kehidupan suatu masyarakat. Jadi sosiologi banyak menggunakan metode penelitian yang bersifat penelitian meluas, seperti menggunakan metode angket dengan kerangka analisis kualitatif.

2.4.2        Persamaan antara Antropologi dan Sosiologi
a.       Baik Antropologi dan Sosiologi adalah dua ilmu yang masing-masing dapat diterapkan pada masa lalu ataupun masa kini.
b.      Bertujuan untuk mencapai pengertian tentang azas-azas hidup masyarakat dan manusia pada umumnya.









BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Antropologi dan Sosiologi adalah objek ilmu manusia. Antropologi mempelajari budaya dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, ciri fisiknya, adat istiadat dan kebudayaan. Sedangkan sosiologi lebih menitik beratkan pada manusia dan hubungannya. Walaupun demikian, antropologi dan sosiologi memiliki persamaan yang sangat signifikan, yaitu bertujuan untuk mencapai pengertian tentang azas-azas hidup masyarakat dan hidup manusia pada umumnya.



B.   SARAN
Antropologi dan Sosiologi sangat besar peranannya dalam perkembangan kehidupan manusia sehingga diharapkan kepada kita semua untuk selalu mengembangkan wawasan dan memperdalam pemahaman tentang kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan antropologi/sosiologi.













DAFTAR PUSTAKA

Ihromi,T.Q. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan obor Indonesia Universitas Indonesia
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.
William A.Haviland.1985.Antropologi. Jakarta : Erlangga
www.google.com